2. Germinasi atau perkecambahan
Jika tempat jatuhnya spora mendukung pertumbuhan jamur, maka spora akan tumbuh menjadi kecambah berupa helaian tipis yang disebut hifa. Berbeda halnya dengan spora yang jatuh di tempat yang kurang subur, spora tersebut tetap akan bertahan selama beberapa tahun. Pada saatnya, spora itu akan tumbuh menjadi jamur jika kondisi lingkungannya telah mendukung jamur untuk tumbuh. Itulah sebabnya, pada saat awal musim hujan ketika kelembaban udara mencukupi, sering ditemukan jamur tumbuh di kayu-kayu yang telah lapuk.
3. Pembentukan miselium
Hifa yang tumbuh dari proses germinasi selanjutnya tumbuh dan bertambah panjang membentuk helaian yang menyerupai anyaman inilah disebut miselium jamur. Pada jenis jamur konsumsi, miselium jamur umumnya berwarna plutih bersih. Pada fase inilah jamur budi daya diperbanyak dan dijadikan sebagai bibit produksi.
4. Pembentukan tubuh buah
Setelah miselium menyebar dan menutupi seluruh permukaan media tumbuh, selanjutnya akan muncul tunas-tunas jamur berbentuk menyerupai kancing. Dalam proses ini. Para ahli menyebutnya pin head atau primordial. Seiring waktu, tunas ini tumbuh membesar membentuk tubuh buah. Di bagian tubuh buah, terdapat tudung yang masih menguncup pada saat masih muda. Namun, ketika jamur tumbuh menjadi dewasa, tudung akan merekah dan melebar. Melalui proses perpanjangan batang (elongation), cawan dan tudung yang semula menyatu akan saling menjauh.
5. Pembentukan spora kembali
Bagian bawah tudung jamur tersusun oleh bagian yang berbentuk garis-garis dari pangkal yang kemudian menyebar ke ujung tudung. Bagian ini disebut basidia, tempat jutaan spora jamur dihasilkan untuk selanjutnya menyebar. Dengan demikian, spora baru yang dihasilkan jamur dewasa siap menyebar kembali untuk memulai generasi jamur selanjutnya.
Sekian dan semoga bermanfaat..!!!
Batang, 5 Februari 2013