Uji Viabilitas Bibit Jamur Tiram

Viabilitas dapat diartikan sebagai daya hidup, atau daya tumbuh. Viabilitas dapat dilihat dari kemampuan miselium beradaptasi/mendegradasi bahan yang mengandung lignoseluosa. Bahan yang mengandung lignoselulosa diantaranya serbuk kayu, jerami, sekam padi, tongkol jagung, dll. Semakin cepat miselium merambat, itu menunjukkan semakin tinggi pula viabitilas bibit tersebut. Hal ini bisa kita lihat pada waktu proses pembibitan, ada bibit yang sangat cepat merambat, ada juga yang lambat, bahkan ada juga yang baru merambat sedikit , tiba2 berhenti. Lalu bagaimana menguji daya hidup bibit jamur tiram? 

Uji viabilitas bibit jamur tiram bisa dilihat dari miselium. Misal kita ingin menguji viabilitas bibit induk (f1) media jagung yang kita beli dari seorang produsen bibit. Kita harus membuat media bibit pokok (f2) berbahan lignoselulosa (biasanya disebut dengan bibit serbuk). Bahannya terdiri dari serbuk kayu, dicampur dengan tepung biji-bijian. Setelah diinokulasikan tunggu kurang lebih 1 minggu nanti akan terlihat apakah bibit induk mempunyai viabitilas yang baik atau tidak. Bagaimana ciri2nya..? bila kita dapati miselium pada bibit pokok (f2) mogok, atau sangat lambat itu menunjukkan viabilitas bibit induk (f1) rendah, dan sebaliknya bila miselium merambat dengan cepat berarti miselium bibit induk (f1) mempunyai viabilitas yang tinggi. 

Hal serupa juga berlaku bila kita ingin menguji viabilitas bibit pokok (f2), tinggal lihat kondisi miselium setelah bibit ditanam pada media bibit sebar (f3). Ciri2nya sama dengan uji viabilitas pada bibit induk (f1). Bibit sebar (f3) yang berkualitas akan nampak nampak setelah bibit di tebar di baglog, kalo dalam waktu 24 jam bibit mengembang berarti bibit mempunyai viabilitas tinggi.

Mengapa viabilitas bibit rendah? 

Selain dari indukan bibit yang jelek, bisa juga dikarenakan media yang kurang pas. Misal terlalu banyak kandungan glukosa pada saat pembuatan PDA. Terlalu banyak glukosa menyebabkan miselium menjadi lemah, ibarat manusia kalo kebanyakan makan, maka akan lemas too?? Bisa juga karena memakai kultur yang sudah berulang kali ditanam pada media PDA, (subkultur). Bisa juga karena memakai bibit yang sudah kadaluarsa. Bisa juga media tanam kurang kapur, sehingga media masam (ph rendah). Penggunaan air yang mengandung kaporit juga bisa mempengaruhi viabilitas bibit jamur tiram. 

Sekian, semoga bermanfaat.. 

Tambahan: 

Apabila kita dapati miselium bibit sebar (f3) kita berjalan lambat (viabilitas rendah), jangan buru2 dibuang, karena bibit tersebut masih bisa digunakan. Cuma penggunaannya harus lebih banyak, misal 1 botol bibit sebar biasanya buat 30 baglog, maka dibuat 20 baglog saja.

Miselium yang berjalan lambat bisa juga disebabkan media tanam yang kurang sesuai, sehingga pada uji viabilitas bibit, harus dipastikan media tanam yang digunakan untuk menguji harus sesuai dengan kriteria media yang baik. 

Batang, 31 desember 2014


Artikel Terkait:

2 komentar :

Unknown mengatakan...

Pak,
Boleh minta referensi dimana membeli botol untuk f0,f1 &f2?
Trimakasih

Khoirul Huda mengatakan...

Cari di pengepul botol

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha , Car Price in India