Hanya itu kelebihan sistem gantung? Ternyata tidak. Dengan
meningkatnya populasi kemungkinan besar juga terjadi lonjakan produksi.
Apalagi Atamimi membuka kedua ujung baglog, tindakan yang kian
melambungkan produksi. Secara konvensional, pekebun jamur hanya membuka
baglog bagian atas lantaran posisi baglog berdiri. Nah, dengan sistem
baru posisi baglog tidur sehingga kedua sisinya dapat dibuka.
Ini kelebihan lain: panen 2 bulan lebih cepat. Pada sistem
konvensional paling cepat pekebun memetik tiram pada umur 4 bulan.
Namun, dengan sistem “tidur” panen lebih cepat lantaran pertumbuhan
batang jamur terhambat. Dampaknya, “Pertumbuhan tudung jamur lebih cepat
karena tidak terkena matahari langsung,” ujar Attamimi kepada Trubus.
Saat batang tumbuh, ia akan membengkok mencari matahari. Setelah
batang menghadap matahari, fase pertumbuhan batang pun terhenti. Lalu
berlanjut pada fase pertumbuhan tudung. Selama 5—12 hari pin head atau
tudung keluar dari masa inkubasi 30 hari. Seminggu—dua minggu
berikutnya jamur siap panen. Dengan menidurkan baglog intensitas
serangan hama juga menurun drastis. Musababnya, serangga jauh lebih
sulit meletakkan telur-telurnya di baglog lantaran posisinya miring.
Produksi naik
Ia pertama kali mencoba teknologi itu pada Juni 2004. Panen perdana
pada Agustus 2004 dengan total produksi 30—50 kg per hari. Dengan begitu
produksi rata-rata per baglog mencapai 1,5—2 kg. Bobot rata-rata baglog
2 kg sehingga produktivitas 70—100%. Produktivitas sistem konvensional
sekitar 70% dari bobot baglog. Umur produksi baglog sekitar 3—4 bulan,
meskipun dapat diperpanjang hingga 9 bulan.
Cara membuatnya pun mudah. Pertama, potong bambu dengan ukuran 2,5 m x
2 m. Buat seperti palang ayunan. Selanjutnya, siapkan tali yang
sebelumnya telah direndam dalam formalin 1% selama 1 hari.
Tujuannya untuk sterilisasi atau mensucihamakan. Ukurannya berkisar
10—12 m. Lilitkan tali di bambu. Buat sampai panjang tali menjadi 2 m.
Satu palang bambu memuat 20—25 potongan tali. Kemudian, di sepanjang
tali letakkan 15 cincin plastik yang dipesan khusus di sebuah produsen
plastik. Langkah selanjutnya masukkan baglog di setiap cincin sehingga
baglog akan menggantung dan bertingkat.
Padat
Ide menggantung baglog jamur tiram diperoleh dari kebiasaan pekebun jamur kuping Auricularia auricula.
Sayang, pekebun jamur kuping memanfaatkan rak bambu yang cepat rusak.
Dengan sistem baru, Attamimi tak membuat rak-rak untuk menampung baglog.
Sebagai gantinya ia membuat tiang dari bambu setinggi 2 m. Panjang
tiang 2,5 m. Tiang itu mampu menampung 23 baglog yang disusun vertikal
(lihat grafi s).
Total jenderal ia mempunyai 9 kumbung dengan luasan berbeda. Tujuh
kumbung masing-masing berukuran 21 m x 12 m dan 2 kumbung berukuran 21 m
x 8 m. Di dalam kumbung berukuran 21 m x 8 m itu terdapat 126 tiang
dengan daya tampung sama. Tiang-tiang dari bambu itu mampu bertahan
hingga 8 tahun. “Saya terdesak waktu itu. Penanam modal mau uangnya
cepat kembali. Jadi harus putar otak cari cara percepat produksi,” ujar
sarjana pertanian alumnus sebuah perguruan tinggi di Bandung itu.
Cara baru itu dianggap lebih praktis. Misalnya pada sistem
konvensional untuk membuat rak-rak memakan waktu 4 bulan. Namun, dengan
sistem gantung, ia hanya butuh waktu 1—2 hari untuk mendirikan
tiang-tiang gantung. Jadi amat menghemat waktu.
Lagi pula untuk membuat tiang-tiang gantung biayanya, “Murah, cuma
Rp5-juta-an,” kata ayah 2 anak itu. Sedangkan untuk membuat rak-rak pada
sistem konvensional mencapai Rp20-juta. Sudah begitu paling banter umur
produksi rak hanya 3 tahun. Lagi-lagi pekebun jamur dapat menghemat
besar-besaran.
Cara baru
Keunggulan lain sistem gantung memudahkan pemeliharaan. Dengan baglog
horizontal pembersihan dan pengaturan kelembapan lebih mudah.
“Sebaiknya setelah 4—6 kali panen, baglog diganti dengan yang baru
supaya terhindar dari hama dan penyakit,” ujar pria 45 tahun itu.
Setelah itu baglog lama dikeluarkan. Lakukan sanitasi dengan merendam
kembali tali dalam formalin. Keesokan harinya masukkan baglog baru.
Cara serupa juga diadopsi Jajat Sudrajat dari Citi Mandiri, pekebun
di Sukabumi, Jawa Barat. Pria berusia 49 tahun itu tetap membangun rak
untuk meletakkan baglog. Hanya saja posisi baglog horizontal alias
tidur. Itu dilakukan atas saran seorang rekan dari Intitut Teknologi
Bandung. Dalam kumbung 9 m x 9 m ia menaruh 9.000—10.000 baglog. “Dengan
posisi tidur, 40 hari setelah inokulasi bisa langsung panen,” ujarnya.
Jamur tiram tumbuh baik pada suhu 20oC. Jika suhu di atas itu, harus
dilakukan pengabutan. “Sebaiknya waktu mengabut jangan mengenai baglog.
Cukup siram lantai atau pakai sprayer supaya kembali ke suhu semula,”
ujar Jajat.
Bila suhu di bawah 20oC, media agak dikerik supaya benih tumbuh. Cara
itu akan susah diterapkan bila posisi baglog vertikal. Dengan
horizontal perlakuan itu lebih mudah. (Lastioro Anmi Tambunan)
Sumber: trubus-online.co.id dengan judul Tiram Gantung Produksi Melambung
2 komentar :
sangat meninspirasi kami, karena di daerah kepulauan seperti di tempat kami, sangat sulit untuk mencari bambu, dan kalau memakai kayu, biayanya sangat banyak, makasih Om artikelnya,salam sukses
oke deh saya akan coba,,
mudah"an berhasil,,
Posting Komentar