Berapa nilai BER (biological efficiency ratio) rata-rata pekebun
jamur tiram? Tak lebih dari 30%. Dengan persentase itu produksi tiram
hanya 300 - 400 g per 1 kg baglog. Padahal nilai BER dapat didongkrak
hingga 40 - 45%.
BER menunjukkan kemampuan satu satuan substrat (baglog basah)
menghasilkan satu satuan tubuh buah jamur dalam 1 periode tanam. Makin
tinggi nilainya makin baik karena berarti produktivitas per baglog makin
tinggi. Selama ini pekebun jarang memperhatikan nilai BER. ‘Padahal
nilai BER berpengaruh besar pada produksi jamur,’ kata Dr Iwan
Saskiawan, peneliti jamur dari Pusat Penelitian Biologi LIPI di
Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bila nilai BER naik hingga 45%,
artinya, produksi Pleurotus ostreatus mencapai 450 g per baglog.
Ada beberapa cara untuk menaikkan nilai BER. Rachmatullah SP, pekebun
di Bogor, Jawa Barat, menyebutkan bibit berkualitas mutlak dipakai.
Cirinya pertumbuhan misellium rapat dan merata. ‘Bibit juga terlihat
segar dan tidak terlalu padat,’ kata alumnus Institut Pertanian Bogor
(IPB) itu. Bibit padat atau penuh pertanda sudah terlalu tua.
Media tanam
Hal penting lain adalah media tanam. Tiram jamur kayu yang tumbuh di
media kayu lapuk. Oleh karena itu pekebun menggunakan substrat berbahan
serbuk kayu gergaji sebagai media. Serbuk kayu terbaik berasal dari
jenis kayu albasia atau sengon dan suren. Karena cepat lapuk. ‘Waktu
pengomposan cukup 5 - 7 hari. Sementara kayu keras perlu 10 - 14 hari
sebelum digunakan,’ kata Iwan, doktor biologi dari Kyoto University di
jepang itu.
Pengomposan membantu memecah atau memotong beberapa senyawa gula
rantai panjang di tubuh kayu seperti lignin, hemiselulose, dan selulose
menjadi senyawa gula rantai pendek atau monosakarida seperti xilosa dan
glukosa. Setelah terpecah tiram lebih mudah memanfaatkannya. Jamur
keluarga Tricholomatacea itu tak memiliki klorofil sehingga memenuhi
kebutuhan nutrisi dari hasil pelapukan kayu. ‘Semakin tinggi gula
reduksi yang dihasilkan semakin mudah jamur menyerapnya,’ ujar Iwan.
Iwan menyarankan bahan substrat terdiri dari 85 - 90% serbuk gergaji,
10 - 15% dedak, 1 - 2% kapur, dan 1 - 2% gipsum. Penggunaan dedak
terlalu banyak, di atas 15%, memacu pertumbuhan jamur selain tiram
sehingga terjadi kompetisi perebutan nutrisi. Dedak berfungsi sebagai
sumber karbon, vitamin B1, dan B2 yang berguna bagi pertumbuhan jamur.
Kapur menetralkan pH media.
Menurut Ir NS Adi Yuwono, praktikus jamur di Bandung, Jawa Barat,
media terlalu asam membuat tiram mudah layu dan pertumbuhan tudung
mengecil. Makanya pH harus dikontrol. ‘Yang bagus berkisar 5,5 - 7,’
kata alumnus Universitas Islam Nusantara, Bandung itu.
Dr Etty Sumiati MS, peneliti jamur di Balai Penelitian Tanaman
Sayuran (Balitsa), Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyarankan
penggunaan campuran 88,5% serbuk kayu albasia, 5% bekatul, 1 - 2% biji
milet, 1 - 2% jagung giling kasar, 1 - 2% kapur pertanian (CaCO3), dan 1 - 2% gypsum (CaSO4)
untuk menaikkan BER. Kadar air substrat dipertahankan 65% dengan pH 7.
‘Dengan campuran itu nilai BER mencapai 50%,’ ungkap doktor dari
Universitas Padjadjaran, Bandung itu.
Lingkungan tepat
Menurut Etty bobot media 1 - 2 kg per baglog paling pas dipakai
pekebun tanahair. ‘Jika terjadi kontaminasi lebih mudah penanganannya,’
katanya. Maklum, iklim di wilayah tropis dengan tingkat kelembapan
tinggi lebih rentan serangan hama dan penyakit. Di negara subtropis yang
kelembapannya rendah hama dan penyakit sulit berkembang. Pekebun tiram
di Belanda, misalnya, berani memakai baglog berbobot 7 - 17 kg.
Menurut Iwan angka BER juga terdongkrak jika tiram ditumbuhkan di lingkungan yang tepat. Tiram tumbuh optimal pada suhu 25 - 26oC, kelembapan 80 - 90%, dan intensitas cahaya di kisaran 40 lux menyebar rata di dalam kumbung.
Sirkulasi udara juga harus baik. Jamur berespirasi melepaskan CO2. Jika kadar CO2 tinggi, tangkai jamur panjang, tetapi tudungnya kecil. Sebaliknya bila kadar CO2 rendah,
tangkai pendek dan tudung lebih besar. Yang disebut terakhir itulah
tipe yang paling diminati konsumen. Bila faktor yang mempengaruhi nilai
BER terpenuhi, niscaya produksi tiram 450 g per baglog mudah dicapai. (Rosy Nur Apriyanti)
Sumber artikel dan gambar: trubus-online.co.id dengan judul "Tiram 450 g per Baglog"
0 komentar :
Posting Komentar