Tampilkan postingan dengan label Pembibitan Jamur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pembibitan Jamur. Tampilkan semua postingan

Membuat Bibit Sebar (F3) Jamur Tiram

Membuat bibit sebar (f3) jamur tiram caranya sama dengan Membuat Bibit Pokok (F2) Jamur Tiram, namun karena untuk meningkatkan SEO (Search Engine Optimization) pada blog ini maka dengan senang hati saya bahas kembali.. hehe. Bagi yang belum membaca posting membuat bibit pokok (f2) jamur tiram, maka ada baiknya membaca artikel ini, karena isinya sama, dan bagi yang sudah membacanya, ya semoga dapat mengingatkan kembali, atau kalo bosan ya langung di tutup saja.. hehe. Ok, kita bahas kembali.. 

Bibit sebar (f3) adalah bibit hasil turunan bibit pokok (f2), yang nantinya akan ditebar/ditanam pada baglog jamur tiram. Cara membuatnya sama dengan membuat bibit pokok (f2) jamur tiram, yaitu bisa dengan media biji-bijian atau media serbuk kayu. Berikut cara membuat bibit sebar jamur tiram. 

Bibit Sebar (F3) Media Biji-bijian 

Bibit ini dibuat dari memanfaatkan biji-biian seperti jagung, gabah, sorgum, dll yang dicampur dengan kalsium carbonat/kapur pertanian (dolomit). Karena media yang biasa digunakan adalah jagung, maka saya cukupkan hanya membahas media jagung saja, karena media biji-bijian yang lainnya saya rasa tidak jauh berbeda dengan media jagung. Cara membuatnya adalah sebagai berikut. 
  1. Jagung utuh dicuci bersih dan direndam dalam air selama 24 jam. Kemudian cuci bersih kembali.
  2. Rebus jagung sampai melekah (kurang lebih 1 jam setengah). Kemudian tiriskan.
  3. Campur jagung dengan kapur sebanyak 1-2%, dan aduk sampai rata, kemudian biarkan beberapa menit hingga kadar airnya berkurang. 
  4. Masukkan jagung kedalam botol, kemudian sumbat dengan kapas, tutup dengan plastik dan ikat dengan karet gelang. 
  5. Media siap disterilkan selama kurang lebih 1 jam menggunakan autoclave dan 4 jam menggunakan dandang besar/drum. 
  6. Bongkar media, kemudian masukkan ke dalam ruang inokulasi. 
  7. Media siap diinokulasi dengan bibit induk, caranya sama dengan inokulasi pada baglog, silahkan lihat: Cara Inokulasi Media Tanam.
Bibit Sebar (F3) Media Serbuk 

Bibit ini dibuat dari serbuk kayu yang biasanya dicampur dengan bekatul dan tepung jagung, yang kemudian dicampur dengan kalsium karbonat/kapur pertanian (dolomit), ada juga yang menambah gula atau bahan lainnya. Pencampuran bahan-bahan ini dimaksudkan untuk menambah kandungan nutrisi yang ada dalam serbuk. Cara membuatnya adalah sebagai berikut. 
  1. Campurkan semua bahan serbuk gergaji, bekatul, dan tepung jagung dengan perbandingan 4:2:1, atau suka-suka, pada umumnya serbuk gergaji > bekatul > tepung jagung. Tambahkan kapur sebanyak 1-2%. Kemudian campur dengan air secukupnya. 
  2. Kompos sehari semalam, atau kalo tidak sabaran.. hehe, bisa langsung dimasukkan kedalam botol kemudian sumbat dengan kapas, tutup dengan plastik dan ikat dengan karet gelang. 
  3. Media siap disterilkan selama kurang lebih 1 jam menggunakan autoclave dan 4 jam menggunakan dandang besar/drum. 
  4. Bongkar media, kemudian masukkan ke dalam ruang inokulasi. Media siap diinokulasi dengan bibit bibit induk, caranya sama dengan inokulasi pada baglog, silahkan lihat: Cara Inokulasi Media Tanam.
Gimana, sama seperti membuat bibit pokok (f2) to..?? hehe. Untuk kelemahan dan kelebihannya setahu saya, kalo bibit jagung kelebihannya adalah miselium lebih cepat merambat, daya simpan lebih lama dan bisa lebih banyak untuk meng-inok baglog, sedangkan kekurangannya adalah lebih beresiko jagung dimakan tikus pada masa inkubasi. Sedangkan bibit serbuk kelebihannya adalah aman dari serangan tikus dan pada panen pertama lebih berbobot, sedangkan kekurangannya adalah bibit lebih cepat jebol (muncul pinhead)/kadaluarsa. 


Batang, 20 Maret 2013

Membuat PDA Cup (Tanpa Sterilisasi)

Sudah lama tidak posting, daripada bingung mendingan sharing tentang membuatan biakan murni tanpa sterilisasi. Kalo sebelumnya saya sudah sharing tentang Membuat Biakan Murni (Bibit F0) Sendiri, yang tentu dengan sterilisasi, tapi kalo yang ini tanpa sterilisasi. Hemm, menarik kan? Tapi ini bukan hasil karya saya tapi ini hasil karya Maz Leechun Wkd Pati yang saya copas dari grup: Persaudaraan Petani Jamur Indonesia, silahkan gabung dan kalo ada yang ingin ditanyakan, silahkan tanyakan pada beliau langsung. 

Membuat PDA Cup (Tanpa Sterilisasi) 

Siapkan : 
  1. Gelas plastik yang dari bawaannya sudah ada tutupnya, lebih baik beli yang baru. 
  2. Alkohol yang cukup untuk mencelupkan gelas tersebut diatas. 
  3. Kapas/kain bersih dan steril.
  4.  Kantong plastik yang masih baru untuk membungkus gelas tersebut (tidak harus).
  5. Gelas/mangkok atau lainnya untuk menaruh alkohol. 
Caranya : 
  1. Bersihkan gelas dan tutupnya dari debu, dll.
  2. Sterilkan gelas dan tutupnya dengan cara: Celupkan ke dalam alkohol, dan lap dengan kapas/kain steril hingga benar-benar kering. 
  3. Tempatkan gelas beserta tutupnya di tempat yang steril atau bisa juga disimpan didalam kantong plastik dan ditutup serapat mungkin. Jangan lupa untuk menyemprot kantong plastik bagian dalam dengan alkohol.
  4. Siapkan larutan PDA, panaskan seperti biasa membuat PDA sampai mendidih. 
  5. Dalam keadaan masih panas segera masukkan cairan PDA ke dalam gelas plastik yang sudah dipersiapkan dan segera tutup rapat-rapat. Tinggi larutan kira 1-1,5 cm. 
  6. Tempatkan gelas ke tempat yang steril atau masukkan lagi ke dalam kantong plastik dan biarkan larutan PDA dingin dan keras. 
  7. PDA siap diinokulasi dengan eksplan jamur. 
Untuk menyimpan PDA yang sudah diinokulasi bisa dilakukan dengan cara sbb : 
  1. Siapkan nampan berisi air setinggi kira-kira 0,5 cm. 
  2. Masukkan gelas yang sudah diinokulasi ke dalam nampan, susun sedemikian rupa sampai nampan penuh. 
  3. Tutup rapat nampan dengan kertas kardus. Pastikan tutup gelas benar-benar rapat, kalau perlu isolasi sekeliling tutup gelas untuk menjamin supaya benar2 rapat. 
  4. Pastikan juga kardus tidak tergeser-geser dengan cara meletakkan pemberat seperti buku, atau selainnya. 
Catatan :
  1. Prosedur pembuatan PDA seperti biasanya tidak dituliskan disini. 
  2. Fungsi air di dalam nampan untuk menyimpan PDA yang sudah diinokulasi adalah untuk menjaga suhu PDA agar bisa stabil. 
  3. Amanat dari Maz leechun Wkd Pati, jangan sampai ilmu ini dikomersialkan. 
Sebelumnya saya ucahkan terimakasih sebesar-besarnya kepada mas leechun yang telah mengizinkan saya memposting artikel ini..

Sekian, semoga bermanfaat..!!!

Batang, 30 Januari 2013

Pemeliharaan Biakan Murni Jamur Tiram

Biakan murni jamur yang disimpan sering kali mengalami perubahan sifat. Oleh karena itu, biakan murni hendaknya dipelihara dengan baik. Ada beberapa metode untuk memelihara biakan murni jamur, yaitu pemindahan berkala, pemberian oksigen terbatas, kelaparan akan nutrien, hofilisasi, dan pembekuan menggunakan nitrogen cair. Cara pemeliharaan biakan murni yang umum diterapkan oleh pembibit jamur ialah pemindahan berkala. Semua pekerjaan yang melibatkan jamur dalam metode pemeliharaan harus dilakukan secara aseptik. Berikut ini akan dijelaskan beberapa cara pemeliharaan biakan murni secara terperinci. 

1. Pemindahan berkala 

Pemindahan berkala pada media agar-agar miring merupakan cara paling umum dilakukan. Sebagian besar biakan murni jamur dapat disimpan pada suhu kamar (sekitar 27’C) atau di dalam lemari es (sekitar 10’C). Namun, penyimpanan pada suhu kamar berakibat media agar-agar cepat mengering sehingga biakan akan mati. Penyimpanan di dalam lemari es tidak mengakibatkan media agar-agar cepat mengering, tetapi tidak semua jenis jamur dapat hidup pada suhu rendah. Sebagai contoh biakan murni jamur merang jangan disimpan di dalam lemari es.

Salah satu kendala cara pemindahan berkala yaitu memerlukan banyak tenaga jika telah melibatkan sejumlah besar biakan murni. Selain itu, dalam setiap periode tertentu, biasanya 3-6 bulan, biakan jamur harus senantiasa diremajakan. 

2. Pemberian oksigen terbatas 

Cara lain menyimpan biakan murni jamur yaitu dengan menghambat metabolismenya. Jamur merupakan organisme aerob sehingga udara diperlukan untuk kehidupannya. Dengan tidak memberikan oksigen baginya maka metabolisme jamur tersebut terhambat. Penghambatan metabolisme jamur ini dilakukan dengan menggenangi koloni jamur yang telah tumbuh pada agar-agar miring dengan minyak parafin steril setinggi 1 cm di atas permukaan agar-agar miring yang tertinggi. Dengan demikian, jamur tidak mendapatkan oksigen lagi dan agar-agar tidak cepat menjadi kering.

Sebelum digunakan minyak parafin disterilkan terlebih dahulu menggunakan autoclave pada suhu 121’C selama 45 menit. Biakan dengan perlakuan oksigen terbatas ini dapat disimpan selama satu tahun atau lebih pada suhu 5 – 10’C. 

3. Kelaparan akan nutrien 

Metode ini dapat diterapkan untuk kelompok jamur yang tidak menghasilkan spora pada media agar-agar seperti kebanyakan jamur pangan. Prinsip penyimpanan dengan cara ini yaitu massa miselium telah tumbuh ditekan atau dihambat pertumbuhannya dengan air suling steril. Oleh karena itu tidak ada nutrien maka biakan ini tidak tumbuh dan tetap hidup untuk waktu yang lama. Selain itu berubahan genetika jamur juga dihambat. Cara ini dapat dilakukan dengan cepat, mudah, dan tidak mahal, tetapi cara ini belum banyak dilakukan. Berikut ini cara pemeliharaan biakan murni dengan memperlakukan jamur dalam kondisi kelaparan nutrien. 
  • Jamur ditumbuhkan pada media yang sesuai sampai koloninya paling sedikit berdiameter 3 cm. 
  • Koloni dipotong pada bagian yang sedang aktif tumbuh dengan menggunakan pipet steril yang berdiameter 6 mm. 
  • Sebanyak 5 – 6 potong koloni dimasukkan ke dalam botol kecil yang berisi air suling steril.
  •  Botol-botol disimpan pada suhu kamar selama 7 hari dan diamati keadaannya apakah terjadi kontaminasi atau tidak. Biakan yang tidak terkontaminasi disimpan pada suhu 5’C. 
  • Peremajaan dapat dilakukan langsung dari potongan koloni dengan menggunakan media yang sesuai. 
4. Liofilisasi 

Liofilisasi atau pengeringan beku merupakan metode untuk memelihara sebagian besar biakan jamur yang berspora. Dengan pengeringan beku, spora, atau sel dibekukan di dalam ampul-ampul pada suhu sekitar -60’C, kemudian disusul dengan penguapan air melalui sublimasi dalam keadaan hampa udara. Setelah proses pengeringan, ampul disegel dalam keadaan hampa udara.

Jamur yang disimpan dengan cara ini dapat dibiakkaan kembali setelah bebera tahun disimpan. Meskipun dengan liofilisasi sebagian besar jamur dapat dijaga kemampuannya bersporulasi dan kegiatannya berbiontesis, ada sekelompok jamur tertentu yang tidak dapat diawetkan dengan cara ini, yaitu jamur yang biasanya disimpan dalam bentuk miselium karena tidak membentuk spora pada media agar-agar. 

5. Pembekuan menggunakan nitrogen cair

Dengan perbaikan sistem pendinginan dan ketersediaan akan nitrogen cair, penyimpanan biakan di dalam nitrogen cair atau suhu beku yang rendah, yaitu – 196’C, menjadi pilihan untuk menyimpan jamur. Untuk keperluan ini jamur disuspensikan di dalam larutan gliserol 10% atau krioprotektan lainnya. Pendinginan harus dilakukan secara bertahap kira-kira 1’C/menit. Hampir setiap kelompok jamur dapat dipelihara dengan cara ini, yaitu dengan tingkat keberhasilan mencapai 90-100%. 

Artikel diatas saya ambil dari buku: " Usaha Pembibitan Jamur, Penebar Swadya ". 

Dari beberapa cara diatas mungkin hanya cara 1-3 yang masih dapat kita lakukan, ya karena lebih mudah dan murah, dibanding dengan cara 4-5 yang membutuhkan biaya yang besar karena teknologi yang dipakai sudah canggih. Ya, semoga sudah ada yang punya, terus saya bisa nyoba dech alatnya.. hehehe. 

Kalo menurut saya cara sederhana untuk memelihara biakan murni adalah cukup dengan disimpan pada kulkas (lemari pendingin) pada suhu 5-10’C dalam keadaan biakan murni ditutup rapat dengan alumunium foil atau dengan plastik yang kemudian dikat dengan karet, semakin rapat semakin bagus. Tujuannya yaitu membatasi suplai oksigen. Dengan cara ini biakan murni dapat bertahan sampai 6 bulan. Setelah itu biakan murni diremajakan lagi atau diturunkan menjadi bibit induk. Sederhana kan..?! 

Purwokerto, 23 November 2012

Membuat Biakan Murni (Bibit F0) Sendiri

Bibit jamur tiram biasanya diambil dari bagian jamur tiram itu sendiri, yang kemudian ditanam pada media PDA (Potatoes Dextrose Agar). Inilah yang disebut dengan sistem kultur jaringan. Hasil dari kultur jaringan ini kemudian disebut sebagai biakan/kultur murni atau bibit F0. Bibit F0 biasanya dijual dengan harga yang cukup tinggi yaitu berkisar 150.000/botol.

Hemm, mungkin karena membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi kali ya? sehingga harganya semahal itu. Namun, sebenarnya membuat bibit F0 tidak sesulit yang dibayangkan. Contohnya saya (hehehe).. Alhamdulillah bisa bikin bibit F0 sendiri secara otodidak tanpa ikut pelatihan sama sekali.. (bukan sombong lho ya.. Cuma sekedar sharing, hehe). Intinya kalo kita mau belajar, insya Alloh bisa..!!!. Oke, langsung saja berikut langkah-langkah membuat bibit F0.  

Siapkah bahan-bahan:
  1. Indukan jamur yang berkualitas, cirinya: masih muda, bertangkai tunggal atau ganda, dan memiliki tangkai yang besar dan kokoh, serta tidak terserah hama dan penyakit.
  2. Media tanam PDA, silahkan cek tulisan ini: Membuat PDA Sendiri 
  3. Alkohol kadar 75% atau lebih, bisa juga diganti dengan spirtus.
Siapkan peralatan:
  1. Laminar Air Flow (LAF), kalo tidak punya bisa diganti dengan kotak pembibitan sederhana, atau bisa diganti juga dengan bekas aquarium/kardus yang besar/dll, kemudian hadapkan lubang ke depan.
  2. Spayer, bunzen, pinset, cutter dan gelas dalam ukuran kecil. Spayer dan gelas kemudian diisi alkohol secukupnya.
Langkah selanjutnya:
  1. Semprot secara merata ruangan tempat inokulasi (LAF) dengan spayer, semprot juga peralatan yang akan digunakan seperti: pinset dan cutter, kemudian keduanya ditaruh di dalam gelas yang berisi alkohol.
  2. Siapkah indukan jamur, kemudian masukkan dalam kotak pembibitan. Kalo perlu indukan jamur juga sebelumnya disemprot dengan alkohol biar lebih steril. 
  3. Api bunzen dinyalakan dalam ruangan selama kurang lebih 5 menit, untuk menjaga ruangan agar tetap steril.
  4. Setelah semuanya siap, semprot kedua tangan dengan alkohol dan jangan lupa membaca basmallah. Bismillah...
  5. Langkah selanjutnya yaitu, buka tutup botol PDA kemudian taruh di dekat api bunzen dalam posisi botol membuka ke atas, kemudian ambil indukan jamur dan belah menjadi dua bagian.
  6. Kemudian ambil cutter dan panaskan dan celupkan beberapa kali ke dalam alkohol, dan panaskan kembali dan diamkan beberapa detik.
  7. Ambil sayatan antara tudung dan tangkai jamur kurang lebih 5 x 8 mm, kemudian ambil pinset kemudian panaskan dan celupkan beberapa kali ke dalam alkohol dan panaskan kembali dan diamkan dalam beberapa detik. 
  8. Ambil sayatan tersebut dengan pinset, dan letakkan eksplan ke dalam botol PDA, dan usahakan dilakukan secara cepat dan selalu dekat dengan api bunzen.
  9. Tutup kembali botol PDA dengan kapas, dan kertas koran selanjutkanya ikat dengan karet gelang. Letakkan botol PDA dengan posisi miring (horisontal). Simpan pada suhu kamar.
  10. Lakukan langkah yang sama untuk inokulasi bibit F0 selanjutnya, dan jangan lupa setelah selesai ucahkan hamdallah. Alhamdulillah...
Dalam beberapa hari bibit F0 kita akan kelihatan apakah berhasil atau tidak, biasanya bibit F0 yang berhasil dalam 2-3 hari eksplan sudah menampakkan pertumbuhan miseliumnya yang putih bersih, dan beberapa hari kemudian miselium akan menjalar di permukaan PDA. Sedangkan bibit F0 yang gagal biasaya ditandai dengan lambatnya pertumbuhan miselium, timbul warna selain warna putih pada media PDA dan mengeluarkan cairan berwarna putih susu yang tandanya PDA telah terkontaminasi bakteri.

Mudahkan...!!! Selamat mencoba...

Purwokerto, 26 Juni 2012

Sumber gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi84XIyBfZQgNS_sFr1l4LncO4wOFbiUJ0entgpIQek5ZBt7TSYUaEwyNgWWZw8N7fV3UrQZfMSw-PMThvjEWkqrXuTUoZJxHxbubxHgXafDziVMQmajGVAJ2RFgEX-HzRng73W56WBWmE/s320/botol+f0.JPG

Seputar Kualitas Bibit Jamur Tiram

Jamur yang berkualitas tentu membutuhkan bibit jamur yang berkualitas pula. Karenanya, pastikan bibit jamur yang kita miliki mempunyai kualitas ungggul, dan pertahankan kualitas bibit tersebut agar tetap prima saat ditanam dalam  media. Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Berikut adalah poin-poin penting seputar kualitas bibit jamur tiram.

  1. Bibit jamur yang baik biasanya memiliki miselium yang berwarna putih dan tumbuh merata ke seluruh media tumbuh. Hindari bibit jamur yang miseliumnya tumbuh terlalu padat atau terlalu tipis. Bibit jamur yang miseliumnya terlalu padat menandakan bibit tersebut sudah terlalu tua, sedangkan bibit jamur dengan meiselium tipis menandakan bibit jamur daya pertumbuhannya lemah.
  2. Bibit jamur tidak boleh terkontaminasi oleh jamur liar. Penggunaan bibit yang terkontaminasi pada baglog menyebabkan baglog akan terkontaminasi. Tandanya adalah tumbuh warna selain warna putih, seperti warna hijau, orange, atau hitam.
  3. Bibit jamur memiliki masa kadarluarsa, yakni bila sudah berumur lebih dari empat minggu sejak proses inokulasi (tanam). Masa kadaluarsa bibit jamur juga ditandai dengan tumbuhnya pinhead pada bibit jamur. Bila sudah masuk masa kadaluarsa, bibit jamur akan mundur aktivitas pertumbuhannya bahkan tidak mampu berproduksi sama sekali.
  4. Bibit yang baik untuk dibudidayakan  adalah bibit yang nilai BER (biological efficiency ratio) nya tinggi. BER merupakan persentase perbandingan antara jumlah berat jamur yang dihasilkan dengan berat media tanam jamur. Sebagai contoh, bila berat jamur yang dihasilkan 400 g dari 1.000 g, maka nilai BER-nya sebesar 40 persen.
  5. Bila kita ingin membeli bibit jamur tiram baiknya membeli bibit dengan miselium yang belum penuh, karena kita tidak mengetahui berapa lama tanggal inokulasinya atau berapa lama bibit tersebut sudah penuh, kecuali apabila pengusaha bibit jamur sudah terbukti menjual bibit jamur yang berkualitas/tidak menjual bibit yang sudah kadaluarsa.
  6. Bila jamur belum akan digunakan baiknya disimpan pada lemari es dengan suhu 5-10’C, dan tutup botol dengan plastik guna mengurangi suplai oksigen. Dengan cara ini maka pertumbuhan miselium akan terhambat, sehingga memperpanjang masa kadaluarsa bibit jamur.
  7. Bila bibit jamur sudah dibuka, maka sebaiknya gunakan sampai habis. Hindari penggunaan bibit sisa, karena kemungkinan besar sudah terkontaminasi oleh mikroorganisme lain.

Sekian pembahasan Seputar Kualitas Bibit Jamur Tiram, apabila ada pembahasan lain mengenai kualitas bibit jamur tiram belum disebutkan pada artikel diatas silahkan bisa share disini, sehingga bisa bermanfaat bagi umat..

Sekian dan semoga bermanfaat..

Batang, 18 Agustus 2012

Sumber gambar: 
 http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTGveHqzxQCJFDoDUqFPGLnBtq_fW0hUVEa98_jhOz56HailIqcbQSmyVeg

Istilah Bibit Jamur Tiram

Dalam budidaya jamur tiram, hal yang harus kita perhatikan adalah memilih bibit jamur tiram. Jika tidak mau repot dengan membuat bibit jamur tiram bisa juga dengan membeli bibit jamur. Namun, bagi petani pemula mungkin agak bingung mengenai istilah bibit jamur tiram yang beredar di masyarakat, karena ada istilah f, f-an. Ok, mari kita bahas..

Huruf f, dalam dunia genetika disebut dengan filial. Filial adalah hasil turunan dari persilangan/perkawinan indukan yang berbeda jenis. Hasil turunan ini nantinya disebut dengan f1, f2, f3, dst. Walaupun pada umumnya pembuatan bibit jamur tiram hanya sekedar ‘turunan’ tanpa persilangan, namun kita bisa katakan bahwa hasil pembuatan bibit jamur tiram kita sebut sebagai f1, f2, f3, dst, toh itu nama hanya untuk mempermudah identifikasi hasil saja. Ok, jadi kemungkinan makna f dalam bibit jamur tiram yang berkembang di masyarakat adalah Filial atau turunan, tinggal kita memahami istilah f1, f2, f3, dst. 

Bibit jamur tiram f0 

Bibit f0 disebut sebagai biakan/kultur murni biasanya diperoleh dengan sistem kultur jaringan, yakni, mengambil eksplan (bagian) dari indukan jamur kemudian diinokulasikan ke media agar (PDA) secara aseptik. Cara ini dinilai cukup baik karena dapat diketahui langsung sifat fisik tubuh buah jamur. Potatoes Dextrose Agar (PDA) dapat kita dibeli dalam bentuk siap pakai atau bisa kita bikin sendiri . Satu tabung bibit f1 bisa digunakan untuk usaha budidaya jamur tiram skala menengah. 

Bibit jamur tiram f1 

Bibit f1 disebut juga sebagai bibit dasar atau bibit induk, merupakan turunan/biakan pertama dari bibit f0 (PDA). Dari satu tabung f0 bisa diturunkan menjadi 20 botol bibit f1. Pembiakan tahap ini bertujuan untuk memperbanyak miselium jamur yang berasal dari biakan murni. Media bibit f1 biasanya berupa biji-bijian, seperti jagung, gabah, sorgum, dll. Hal ini karena media biji-bijian mempunyai nutrisi tinggi/unsur hara yang baik sehingga miselium dapat merambat dengan cepat. 

Bibit jamur tiram f2 

Bibit f2 disebut juga sebagai bibit pokok, merupakan turunan kedua dari biakan murni. Media yang dipake agak berbeda dengan bibit f1, tidak hanya biji-bijian tapi juga ditambah sedikit serbuk kayu. Hai ini bertujuan melatih miselium dalam mendegradasi lignoselulosa yang ada dalam serbuk kayu. Bibit f2 kemudian diremajakan lagi menjadi bibit sebar f3, namun bisa juga langsung ditanam dibaglog sebagai bibit sebar. 

Bibit jamur tiram f3 

Bibit f3 disebut juga sebagai bibit sebar. Bibit ini biasanya disebut oleh petani pemula sebagai ‘obat’ jamur. Bibit ini yang banyak dipasarkan oleh produsen bibit dikarenakan bibit ini yang biasanya langsung ditanam dibaglog dan bibit f3 adalah bibit yang paling terjangkau bila dibandingkan dengan bibit lainnya. Media bibit f3 biasanya berupa serbuk kayu yang ditambah dengan biji-bijian. 1 botol bibit f3 bisa untuk menginokulasi sebanyak 35-40 baglog. 

Simpelnya adalah: 

Biakan murni/PDA (f0) – bibit induk (f1) – bibit pokok (f2) – bibit sebar (f3) – media baglog.

Jadi, maksud dari f1 adalah turunan pertama dari biakan murni, f2 adalah turunan kedua dari biakan murni, dst. Menurut teori, semakin mendekati biakan murni, maka kualitas bibit tersebut lebih baik, dan semakin jauh dari biakan murni maka akan terjadi perubahan genetik. Kualitas bibit jamur tiram akan menurun, sehingga dianjurkan maksimal turunannya sampai f4 kemudian ditanam ke media baglog. 

Semoga info ini bermanfaat bagi para pembaca yang ingin mencoba budidaya jamur. Untuk cara pembuatan bibit di atas akan saya bahas di sesi berikutnya. Insya Alloh.. Sekian dan semoga bermanfaat..!!! 

Batang, 18 Agustus 2012.

Cara Membuat Biakan Murni Jamur Tiram

Biakan murni adalah bibit awal dari jamur tiram. Bibit inilah yang kemudian diperbanyak untuk bibit induk dan bibit tanam. Biasanya biakan murni dibuat dari media PDA yang ditanam eksplan (bagian) dari indukan jamur kemudian eksplan tersebut berkembang menjadi miselium yang merambat di permukaan PDA, inilah yang disebut dengan sistem kultur jaringan, namun sebenarnya tidak hanya sistem kultur jaringan yang bisa kita lakukan, karena ada cara lain untuk menghasilkan biakan murni. 


Secara umum biakan murni dapat dibuat dengan tiga cara, biakan murni dari subbiakan, dari spora, dan dari jaringan tubuh jamur. Secara rinci, beberapa cara membuat biakan murni dipaparkan sebagai berikut.

Biakan murni dari subbiakan

Biasanya lebih dikenal dengan biakan murni dari bibit induk (F1). Caranya cukup mudah, yaitu pindahkan miselium jamur dari bibit induk (F1) ke dalam media PDA secara aseptic. Bisa juga dengan memindahkan biakan murni (F0) ke media PDA. Istilahnya dari media PDA ke PDA. Namun, hasil dari biakan ini diharapkan tidak diturunkan lagi menjadi biakan murni, karena dikawatirkan akan terjadi penurunan kualitas dari bibit induk yang akan dihasilkan. Biakan murni ini bisa kita buat sendiri atau kita beli dari pengusaha bibit jamur, harganya berkisar 150 ribu per botol.

Biakan murni dari spora

Metode ini biasanya hanya digunakan untuk penelitian karena diperlukan tingkat ketelitian sangat tinggi. Caranya ambil spora dari indukan jamur yang baik, biasanya spora jamur terletak pada bilah bagian bawah tudung jamur. Spora tersebut selanjutnya ditampung  di dalam cawan yang berisi agar-agar steril, lalu inkubasikan. Isolasikan spora tersebut setelah berbentuk kecambah. Caranya, gunakan scalpel untuk memotong media agar-agar yang telah ditumbuhi kecambah. Selanjutnya pindahkan biakan ke media lain.

Biakan murni dari Jaringan

Bibit ini diperoleh dengan system kultur jaringan, yakni, mengambil eksplan (bagian) dari indukan jamur kemudian diinokulasikan ke media agar (PDA) secara aseptic. Cara ini dinilai cukup baik karena dapat diketahui langsung sifat fisik tubuh buah jamur. Caranya, ambil sayatan di bagian tengah, antara tudung dan batang dengan menggunakan scalpel atau cutter kurang lebih 4x5 mm, kemudian inokulasikan pada media PDA secara aseptic. Dalam waktu beberapa hari eksplan akan tumbuh berupa miselium yang bewarna putih.

Artikel diatas saya ambil dari buku “Budidaya Jamur Konsumsi” yang diterbitkan oleh Redaksi Agro Media, dengan beberapa tambahan dari penulis.  Sekian dan semoga bermanfaat..!!!

Sumber gambar: http://images.plurk.com/4252971_27987351e5b5a34ff058dce988700c85.jpg

Purwokerto,13 Juli 2012

Membuat PDA Sendiri

PDA adalah kepanjangan dari Potatoes Dextrose Agar. Sesuai namanya, PDA tersusun atas 3 bahan utama yaitu potatoes (kentang), dextrose (sejenis gula) dan agar yang kemudian ketiga bahan tersebut dilarutkan ke dalam aquades. Sebenarnya PDA bisa kita beli dalam bentuk jadi (serbuk). Tinggal dilarutkan dalam aquades, jadi deh..!!!. Namun, dikarenakan harga PDA jadi yang cukup mahal, alangkah baiknya bagi kita yang ingin mengurangi biaya produksi maka kita bisa membuat PDA sendiri. 

Caranya cukup mudah kok..!!!. berikut langkah-langkahnya:

Bahan-bahan:
  1. Kentang berkualitas : 200 gram
  2. Dextrose/gula pasir : 20 gram
  3. Agar powder putih/bening/netral : 20 gram
  4. Aquades/air aki/air mineral : 2 Liter
Cara membuat:
  1. Kentang dikupas, dicuci dan diiris kotak ukuran 1cm x 1cm x 1cm.
  2. Rebus kentang dengan air aquades sebanyak 1 liter selama 20-30 menit.
  3. Ambil sarinya dengan cara disaring, kemudian masukkan ke dalam gelas ukur. Tambahkan aquades hingga menjadi 1 liter kembali.
  4. Rebus kembali larutan kentang tersebut, kemudian masukkan gula pasir dan agar powder, aduk hingga merata.
  5. Siapkah botol kecil yang sudah steril. Sterilisasi botol bisa dengan direbus atau dikukus menggunakan autoclave atau panci presto sekitar 15-20 menit.
  6. Larutan PDA kemudian dimasukkan dalam botol kira-kira sampai larutan PDA setinggi 1-1,5 cm dari dasar botol.
  7. Sumbat botol dengan kapas, kemudian tutup dengan plastik dan ikat dengan karet gelang.
  8. Masukkan botol dalam autoclave atau panci presto. Sterilkan selama 20-30 menit.
  9. Setelah disterilkan, letakkan botol dalam posisi miring agar memperluas media rambat miselium.
  10. Setelah dingin, media siap digunakan.
Untuk mengetahui PDA tidak terkontaminasi, biarkan PDA selama 2-3 hari. Apabila media PDA masih dalam keadaan bersih/bening/jernih, maka PDA siap digunakan, namun apabila media PDA menjadi keruh atau terdapat bintik-bintik hitam, maka PDA sudah terkontaminasi. PDA bisa kita sterilkan kembali.

Membuat PDA mudah kan..!!! Selamat mencoba...

Penjelasan tambahan:
  1. Potatoes (kentang) digunakan sebagai sumber nutrisi/unsur hara.
  2. Dextrose/gula pasir digunakan sebagai sumber energi.
  3. Agar powder berfungsi sebagai zat untuk memadatkan/mengeraskan PDA setelah dingin.

Purwokerto, 26 Juni 2012

Membuat Bibit Induk (F1) Jamur Tiram

Setelah kita dapat Membuat Biakan Murni (Bibit F0) Sendiri. Maka tahap selanjutnya adalah membuat bibit induk (F1) Jamur Tiram. Bibit Induk adalah bibit yang berasal dari biakan murni. Pada tahap ini saya ingin sharing bagaimana cara Membuat Bibit Induk (F1) Jamur Tiram secara mandiri, dan pembuatannya ternyata tidak 'seribet' membuat biakan murni karena tidak jauh berbeda dengan membuat bibit semai/baglog yang telah kita bahas sebelumnya. Silahkan lihat: Membuat Media Tanam Jamur Tiram. berikut beberapa cara dan formula dalam membuat bibit induk. 

Bibit Induk Media Biji-bijian 

Bibit ini dibuat dari memanfaatkan biji-biian seperti jagung, gabah, sorgum, dll yang dicampur dengan kalsium carbonat/kapur pertanian (dolomit). Karena media yang biasa digunakan adalah jagung, maka saya cukupkan hanya membahas media jagung saja, karena media biji-bijian yang lainnya saya rasa tidak jauh berbeda dengan media jagung. Cara membuatnya adalah sebagai berikut.
  1. Jagung utuh dicuci bersih dan direndam dalam air selama 24 jam. Kemudian cuci bersih kembali.
  2. Rebus jagung sampai agak melekah (kurang lebih 1 jam). Kemudian tiriskan.
  3. Campur jagung dengan kapur sebanyak 1-2%, dan aduk sampai rata, kemudian biarkan beberapa menit hingga kadar airnya berkurang.
  4. Masukkan jagung kedalam botol, kemudian sumbat dengan kapas, tutup dengan plastik dan ikat dengan karet gelang.
  5. Media siap disterilkan selama kurang lebih 1 jam menggunakan autoclave atau panci presto.
  6. Bongkar media, kemudian masukkan ke dalam ruang inokulasi.
  7. Media siap diinokulasi dengan bibit PDA (biakan murni), caranya sama dengan inokulasi pada baglog, silahkan lihat: Cara Inokulasi Media Tanam.
Bibit Induk Media Serbuk

Bibit ini dibuat dari serbuk gergaji yang biasanya dicampur dengan bekatul dan tepung jagung, yang kemudian dicampur dengan kalsium karbonat/kapur pertanian (dolomit), ada juga yang menambah gula atau bahan lainnya. Pencampuran bahan-bahan ini dimaksudkan untuk menambah kandungan nutrisi yang ada dalam serbuk. Cara membuatnya adalah sebagai berikut.
  1. Campurkan semua bahan serbuk gergaji, bekatul, dan tepung jagung dengan perbandingan 4:2:1, atau suka-suka, pada umumnya serbuk gergaji > bekatul > tepung jagung. Tambahkan kapur sebanyak 1-2%. Kemudian campur dengan air secukupnya.
  2. Kompos sehari semalam, atau kalo tidak sabaran.. hehe, bisa langsung dimasukkan kedalam botol kemudian sumbat dengan kapas, tutup dengan plastik dan ikat dengan karet gelang.
  3. Media siap disterilkan selama kurang lebih 1 jam menggunakan autoclave dan 4 jam menggunakan dandang besar/drum. 
  4. Bongkar media, kemudian masukkan ke dalam ruang inokulasi. 
  5. Media siap diinokulasi dengan bibit PDA (biakan murni), caranya sama dengan inokulasi pada baglog, silahkan lihat: Cara Inokulasi Media Tanam.
Gimana, mudah to..?? untuk pembuatan bibit tebar (F2) sama dengan pembuatan bibit induk (F1). Sedangkan pembuatan bibit semai bisa dilihat kembali di: Membuat Media Tanam Jamur Tiram. Nah, sekarang tinggal pilih mana, apakah kita mau menggunakan media biji-bijian atau serbuk? Ya, pilih yang lebih praktis dan menguntungkan menurut kita.

Selamat mencoba dan semoga sukses..!!!

Batang, 18 Maret 2013

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha , Car Price in India